Paling Langka di Dunia: 10 Telur Burung Emu Pesisir Ditemukan di Hutan Australia
Tekno & SainsNewsHot

Foto: Sembilan telur ditemukan di sarang tersebut, dan telur kesepuluh kemudian ditemukan di dekatnya (Forestry Corporation)

Jakarta, tvrijakartanews - Selama penyisiran rutin untuk mencari satwa liar yang terancam punah sebelum operasi penebangan, staf dari Perusahaan Kehutanan Australia menemukan apa yang mereka sebut sebagai penemuan ekologi yang signifikan, yaitu sekumpulan telur milik burung emu pesisir, salah satu burung paling langka di dunia.

Meskipun emu biasa, salah satu spesies paling ikonik di Australia ini, memiliki populasi yang stabil, emu pesisir memiliki cerita yang berbeda. Dianggap secara genetik berbeda dari emu lainnya di negara ini. Mereka dulunya tersebar luas di seluruh pantai timur laut New South Wales (NSW) dan memainkan peran penting dalam menyebarkan buah-buahan dan biji-bijian di seluruh wilayah tersebut.

Namun, melansir dari IFL Science edisi Kamis (12/9) sejak 2002 burung emu pesisir dianggap terancam punah oleh pemerintah NSW, sebagian besar karena pemangsaan dan tabrakan mobil. Sekarang, hanya sedikit populasi yang tersisa, diperkirakan hanya terbatas pada sebagian kecil dari bekas wilayah mereka.

Secara tak terduga menemukan 10 telur berwarna hijau tua yang mana sembilan ditemukan di sarang pada saat itu, dan kesepuluh ditemukan di dekatnya merupakan kejutan yang menyenangkan dan penting.

"Diperkirakan jumlah burung Emu Pesisir yang tersisa di Pantai Utara kurang dari 50 ekor, sehingga penemuan sarang yang berisi telur merupakan momen penting bagi populasi yang terancam punah tersebut," ujar Chris Slade, Ekolog Senior Forestry Corporation dalam sebuah pernyataan tak lama setelah sarang tersebut ditemukan.

Chris menambahkan, ini adalah prospek yang menakjubkan karena waktu penemuannya sangat tepat dalam arti bahwa segala upaya kini dapat dilakukan untuk mencoba dan memastikan telur-telur tersebut menetas menjadi anak burung emu.

Upaya tersebut kini tampaknya membuahkan hasil. Berbicara kepada ABC News , Slade mengatakan bahwa dari tiga telur yang tertinggal di sarang, "sang jantan telah menetaskan dua telur dan ada dua anak burung yang berkeliaran bersama sang ayah di hutan," ujarnya. Telur yang tersisa, ternyata tidak dapat bertahan hidup dan telah diambil untuk diuji.

Tujuh telur lainnya dibawa ke inkubator oleh tim Saving Our Species dari departemen lingkungan sebagai bagian dari program penangkaran emu pesisir. Dua telur telah menetas, meskipun salah satu anak burung kemudian mati karena penyebab yang tidak diketahui. Sementara, lima lainnya masih berada di inkubator.

Meskipun penetasan berhasil, penemuan ini tidak berjalan tanpa kontroversi. Penebangan awalnya terus dilakukan di area tersebut, dengan zona eksklusi sepanjang 100 meter (328 kaki) di area sekitar sarang, tetapi dihentikan secara sukarela pada tanggal 10 September.

"Jika berbicara tentang populasi seperti burung emu pesisir, jarak 100 meter tidak cukup," kata Anggota Parlemen Partai Hijau NSW Sue Higginson kepada ABC News.

"Banyak ahli berpendapat bahwa tingkat gangguan seperti itu – kita berbicara tentang operasi penebangan kayu skala industri, ini adalah mesin besar yang menimbulkan gangguan besar dari pagi hingga senja – ini tidak cocok," tambahnya.

Menanggapi kritik tersebut, juru bicara Forestry Corporation mengatakan kepada Yahoo News , "Sarang tersebut ditemukan di hutan yang tumbuh kembali yang ditujukan untuk berbagai penggunaan termasuk produksi kayu dan telah dipanen beberapa kali dan tumbuh kembali di masa lalu," katanya.